Jumat, 24 September 2010

FIRMAN ALLAH TENTANG YATIM DALAM AL-QUR'AN

Pokok-pokok pandangan Al-Quran tentang anak yatim dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  • Berbuat baik kepada yatim adalah salah satu tanda orang yang benar imannya, yang takwa, dan orang-orang yang baik (alabrar).( QS. 2: 177 ) dan (QS. 76:8)
§øŠ©9 §ŽÉ9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr Ÿ@t6Ï% É-ÎŽô³yJø9$# É>̍øóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm ÍrsŒ 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# šcqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sŒÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)­GßJø9$# ÇÊÐÐÈ
Al Baqoroh: 177.  Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
tbqßJÏèôÜãƒur tP$yè©Ü9$# 4n?tã ¾ÏmÎm7ãm $YZŠÅ3ó¡ÏB $VJŠÏKtƒur #·ŽÅr&ur ÇÑÈ
Al Insan: 8.  Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
  • Menyantuni yatim adalah kewajiban sosial setiap orang Islam, segera setelah ia mengetahui jalan yang baik dan jalan yang jelek dalam kehidupan. Membela yatim adalah salah satu usaha perjuangan Islam;  (QS. 90:15)
$VJŠÏKtƒ #sŒ >pt/tø)tB ÇÊÎÈ
Al Balad: 15.  (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

  • Problema sosial timbul karena empat sebab: tidak memuliakan yatim, tidak memberi makan orang miskin, memakan warisan (kekayaan) alam dengan rakus, dan mencintai harta benda secara berlebihan. (Q.S 89:15-20)
$¨Br'sù ß`»|¡RM}$# #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# ¼çmš/u ¼çmtBtø.r'sù ¼çmyJ¨ètRur ãAqà)uŠsù úÎn1u Ç`tBtø.r& ÇÊÎÈ !$¨Br&ur #sŒÎ) $tB çm9n=tGö/$# uys)sù Ïmøn=tã ¼çms%øÍ ãAqà)uŠsù þÎn1u Ç`oY»ydr& ÇÊÏÈ žxx. ( @t/ žw tbqãB̍õ3è? zOÏKuø9$# ÇÊÐÈ Ÿwur šcqÒ¯»ptrB 4n?tã ÏQ$yèsÛ ÈûüÅ3ó¡ÏJø9$# ÇÊÑÈ šcqè=à2ù's?ur y^#uŽI9$# Wxò2r& $tJ©9 ÇÊÒÈ šcq7ÏtéBur tA$yJø9$# ${7ãm $tJy_ ÇËÉÈ
Al Fajr:
15.  Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku Telah memuliakanku".
16.  Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1575].
17.  Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim[1576],
18.  Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,
19.  Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang bathil),
20.  Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.

[1575]  Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. tetapi Sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
[1576]  yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-haknya dan tidak berbuat baik kepadanya.
  • Perhatian terhadap kepentingan anak yatim termasuk yang diajarkan Nabi Khidhir a.s. kepada Nabi Musa a.s.(QS. 18:82)
$¨Br&ur â#yÅgø:$# tb%s3sù Èû÷üyJ»n=äóÏ9 Èû÷üyJŠÏKtƒ Îû ÏpuZƒÏyJø9$# šc%x.ur ¼çmtFøtrB Ö\x. $yJßg©9 tb%x.ur $yJèdqç/r& $[sÎ=»|¹ yŠ#ur'sù y7/u br& !$tóè=ö7tƒ $yJèd£ä©r& %y`̍÷tGó¡tƒur $yJèdu\x. ZpyJômu `ÏiB y7Îi/¢ 4 $tBur ¼çmçGù=yèsù ô`tã ̍øBr& 4 y7Ï9ºsŒ ã@ƒÍrù's? $tB óOs9 ìÏÜó¡n@ ÏmøŠn=¨æ #ZŽö9|¹ ÇÑËÈ
Al Kahfi: 82.  Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah Aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".


  • Bila orang membagikan harta warisan, diperintahkan agar sebagian diberikan kepada kerabat, anak yatim, dan orang miskin yang tidak mempunyai hak waris.(QS.4:8)
#sŒÎ)ur uŽ|Øym spyJó¡É)ø9$# (#qä9'ré& 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ßûüÅ6»|¡yJø9$#ur Nèdqè%ãö$$sù çm÷YÏiB (#qä9qè%ur óOçlm; Zwöqs% $]ùrã÷è¨B ÇÑÈ
An Nisaa’: 8.  Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat[270], anak yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu [271] (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

[270]  kerabat di sini maksudnya : kerabat yang tidak mempunyai hak warisan dari harta benda pusaka.
[271]  pemberian sekedarnya itu tidak boleh lebih dari sepertiga harta warisan.
  • Orang Islam disuruh berhati-hati dalam memelihara harta anak yatim, dengan tidak mencampurkannya dengan harta mereka sendiri." (QS. 4:2,10)
(#qè?#uäur #yJ»tFuø9$# öNæhs9ºuqøBr& ( Ÿwur (#qä9£t7oKs? y]ŠÎ7sƒø:$# É=Íh©Ü9$$Î/ ( Ÿwur (#þqè=ä.ù's? öNçlm;ºuqøBr& #n<Î) öNä3Ï9ºuqøBr& 4 ¼çm¯RÎ) tb%x. $\/qãm #ZŽÎ6x. ÇËÈ
4:2.  Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.

¨bÎ) tûïÏ%©!$# tbqè=à2ù'tƒ tAºuqøBr& 4yJ»tGuŠø9$# $¸Jù=àß $yJ¯RÎ) tbqè=à2ù'tƒ Îû öNÎgÏRqäÜç/ #Y$tR ( šcöqn=óÁuyur #ZŽÏèy ÇÊÉÈ
4: 10.  Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).


  • Ketika para Sahabat salah mengerti dan memisahkan makanan anak yatim dari makanan mereka sendiri, Allah mengingatkan bahwa bukan itu maksudnya. Disuruh-Nya mereka mencari cara yang paling baik untuk mengurus harta anak yatim." (QS. 6:152)
Ÿwur (#qç/tø)s? tA$tB ÉOŠÏKuŠø9$# žwÎ) ÓÉL©9$$Î/ }Ïd ß`|¡ômr& 4Ó®Lym x÷è=ö7tƒ ¼çn£ä©r& ( (#qèù÷rr&ur Ÿ@øx6ø9$# tb#uÏJø9$#ur ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿw ß#Ïk=s3çR $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr ( #sŒÎ)ur óOçFù=è% (#qä9Ïôã$$sù öqs9ur tb%Ÿ2 #sŒ 4n1öè% ( ÏôgyèÎ/ur «!$# (#qèù÷rr& 4 öNà6Ï9ºsŒ Nä38¢¹ur ¾ÏmÎ/ ÷/ä3ª=yès9 šcr㍩.xs? ÇÊÎËÈ
Al An’am: 152.  Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu)[519], dan penuhilah janji Allah[520]. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

[519]  maksudnya mengatakan yang Sebenarnya meskipun merugikan kerabat sendiri.
[520]  maksudnya penuhilah segala perintah-perintah-Nya.
  • Memakan harta anak yatim termasuk dosa besar. (QS. 4:2, 10)
  • Orang Islam dilarang memperlakukan anak yatim secara sewenang-wenang," (QS. 93:9)
$¨Br'sù zOŠÏKuŠø9$# Ÿxsù öygø)s? ÇÒÈ

 
Adh Dhuha: 9.  Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
  • dilarang menghardik. (QS. 107: 2) Ibnu Katsir mengartikan fala taqhar sebagai "janganlah engkau merendahkan dia, jangan membentak dia, jangan menghinakan dia, tetapi berbuat baiklah kepadanya dan sayangilah ( Tafsir ibnu Katsir, jilid 4, h.523). Surat al-Ma'un, ayat 2, menyebutkan bahwa orang yang menghardik anak yatim adalah pendusta agama.
šÏ9ºxsù Ï%©!$# íßtƒ zOŠÏKuŠø9$# ÇËÈ
Al Ma’uun: 2.  Itulah orang yang menghardik anak yatim,